Yogyakarta memang menyimpang berbagai konsep wisata, salah satunya adalah wisata yang ramah anak.
Dengan adanya wisata wisata anak di Jogja semacam ini, anak-anak bisa belajar sekaligus bermain, sehingga ada proses edukasi yang lebih menyenangkan.
Jika ditilik secara mendalam, ternyata ada banyak wisata anak Yogyakarta yang dapat dikunjungi. Salah satu diantaranya ada yang mengajak membuat cokelat.
1. Desa wisata Banjarasri (Dewi Asri)
Memiliki keindahan alam yang memukau tidak terbiarkan begitu saja. Banyak yang pada akhirnya dijadikan tempat wisata alam yang mengundang banyak keseruan.
Jika biasanya wisata alam bertoreh pada air terjun, goa, dan juga pantai, bagaimana jika menjajal wisata alam yang dikemas dalam sebuah desa menjadi desa wisata?
Desa wisata adalah bentuk daripada adanya sebuah program mengunggulkan potensi desa.
Yogyakarta sendiri banyak sekali desa wisata yang setiap tahunnya pun ditilik oleh para wisatawan. Biasanya jika ingin bertandang ke desa wisata lebih seru jika dilakukan secara rombongan.
Desa wisata Banjarasri (Dewi Asri) ini misalnya, merupakan salah satu desa wisata yang memiliki keunggulan di banyak titik khususnya penggalian potensi alam. Desa wisata ini berada kira-kira 35 km sebelah barat kota Yogyakarta.
Lebih tepatnya berada di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
2. Serunya membuat cokelat di Cokelat Tugu Yogyakarta
Siapa gerangan yang tak suka cokelat? Penganan manis ini pasti jadi favorit siapa saja, tak terbatas gender dan usia.
Bila liburan ke Yogyakarta, ada satu tempat untuk melihat proses pembuatan serta membuat sendiri cokelat. Cokelat Tugu berlokasi di Jalan Tegal Gendu No 31, Prenggan, Kotagede, DI Yogyakarta.
Toko cokelat ini menempati bangunan dua tingkat yang kontemporer, lengkap dengan halaman parkir yang luas. Selain belanja cokelat, wisatawan juga bisa mencoba membuat cokelat sendiri.
Tempat Wisata Anak Yogyakarta berkesempatan membuat cokelat di Cokelat Tugu bersama para peserta “Take Me Anywhere 2” beberapa waktu lalu.
Begitu masuk, rombongan disambut oleh petugas toko nan ramah. Rak-rak berderet, menyuguhkan cokelat dalam aneka rasa muulai dari Dark Chocolate, Caramel, hingga Chili Chocolate.
Ada juga aneka praline berisi pasta strowberi, tiramisu, dan coffee mocha. Ada belasan varian rasa cokelat di Cokelat Tugu. Biji cokelatnya merupakan produk lokal, yakni dari Kabupaten Gunungkidul.
Oleh karena itu, Cokelat Tugu adalah oleh-oleh tepat bagi wisatawan yang ingin membeli produk lokal.
3. Desa Wisata Boro Kulon Progo
Pemerintah setempat selaku pengembang dari destinasi wisata ini menyediakan berbagai fasilitas pendukung untuk menarik para wisatawan berkunjung.
Diantaranya disediakan tempat penginapan dengan kapasitas sekitar 40 – 120 orang. Aktivitas yang bisa dilakukan di tempat wisata ini cukup banyak.
Bagi anak-anak adalah dapat melakukan berbagai aktivitas dari cinta budaya, cinta alam, dan detektif air. Di tempat ini juga anak-anak bisa melakukan aktivitas seperti petani di sawah dari membajak hingga menanam sayuran.
Bagi Anda yang tinggal di daerah perkotaan anda bisa mencoba pengalaman baru dengan mengunjungi desa ini.
Di sini Anda bisa merasakan bagaimana rasanya tinggal dan bermalam di rumah penduduk dan berinteraksi langsung dengan penduduk pedesaan.
Di tempat wisata ini Anda bisa juga melakukan aktivitas outbound yaitu arum jeram di sungai Elo dan sungai Progo. Anda bisa juga menikmati kesenian gejok lesung yang sudah sangat langka sekali.
Gejok lesung adalah musik yang diperoleh dari tumbukan lesung dan alu yang menghasilkan bunyi. Bagi yang gemar berfoto atau selfi tempat Desa Wisata Boro ini sangat cocok untuk menjadi latar foto.
Pemandangan alamnya yang asri dan elok sehingga sangat mendukung sekali untuk berfoto.
4. Museum Perjuangan Yogyakarta
Secara keseluruhan bangunan Museum Perjuangan ini memiliki arti dan makna yang sesuai dengan tujuan bangunan didirikan.
Museum ini menjadi salah satu tanda sejarah pentingnya Hari Kebangkitan Nasional yang diprakarsai oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Bangunan ini berbentuk bulat silinder dengan garis tengah 30 meter dan tinggi 17 meter yang merupakan perpaduan bangunan model zaman Romawi Kuno dengan model timur.
Museum Perjuangan Yogyakarta didirikan sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah untuk mengenang setengah abad Hari Kebangkitan Nasional.
Pembangunan museum ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 29 Juni 1961 oleh Sri Paku Alam VIII dan selesai pada tahun 1963.
Salah satu yang menjadi daya tarik dari Museum Perjuangan Yogyakarta adalah bentuk bangunan nya yang unik.
Di seluruh bagian bawah atap bangunan terdapat relief relief perjuangan bangsa Indonesia dan patung wajah para pahlawan nasional.
Relief yang berada di dalam museum menceritakan tentang riwayat perjuangan bangsa Indonesia yang di mulai dari berdirinya Budi Utomo sampai terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Itulah mengenai Tempat Wisata Anak Yogyakarta yang dapat disampaikan untuk menjadi pertimbangan bagi sahabat traveller untuk melakukan aktivitas liburan ke Jogja.
Dengan suguhan wisata seperti ini anak-anak bisa mendapatkan pembelajaran walaupun sambil rekreasi.