Museum R Hamong Wardoyo Boyolali
instagram.com/dolanboyolali

Museum R Hamong Wardoyo Boyolali – Inilah Isinya

Diposting pada

Sekilas mendengar Museum R Hamong Wardoyo mungkin masih terasa asing, bahkan bisa dibilang tak sefenomenal Museum Tumurun Solo dan lain sebagainya. Namun jangan salah, apabila kamu ingin tahu banyak akan Kota Susu, ya ini tempatnya.

Museum R Hamong Wardoyo Boyolali
instagram.com/dolanboyolali

Secara garis besar tentu kita tahu bahwa, museum adalah tempatnya untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Yang unik dari Museum Boyolali ini, kamu bakal bisa menyaksikan saksi sejarah, budaya, hingga ikon-ikon yang ada di Boyolali.

Meski tidak begitu luas, namun Museum ini bersih dan rapi serta nyaman untuk belajar. Bahkan tak jarak anak zaman now yang datang kemari untuk berswafoto dengan latar interior museum.

Jam buka

Kabar baiknya museum ini buka setiap hari. Jam bukanya adalah dari pukul 08.00 s/d 16 WIB. Dengan demikian saat weekend sekalipun kamu bisa menyambangi obyek wisata edukasi ini. Bisa sekaligus diagendakan saat berwisata ke kota Susu.

  • Buka: 08.00 s/d 16 WIB
Baca juga:  Pantai Tirang Semarang - Harga Tiket Masuk 2019

Isi Museum R Hamong Wardoyo

Pernyataan akan isi R Hamong Wardoyo Boyolali mungkin paling sering tanyakan. Lumrah memang, karena museum itu lekat akan sesuatu yang membosankan. Namun ada yang menarik disini, bukan hanya tersegmen untuk mereka yang tergugah akan sejarah, namun masyarakat umum pun juga bisa dapat something disini. Hal ini karena secara garis besar isi ada museum ini tentang sejarah Kab. Boyolali. Ada penggambaran tentang baju adat, benda bersejarah, kereta kencana, arca, icon-icon Boyolali, dan foto- foto bersejarah lainya yang mana dibagi dalam dua ruang yaitu lantai satu dan lantai dua.

Lantai 1

Di lantai pertama Museum ini kamu akan disuguhkan dengan sejarah Boyolali. Kamu pun bisa menyaksikan berbagai potret zaman dulu dan berbagai peninggalan sejarah akan Kota Susu.

Lantai 2

Pada lantai kedua kamu bakal mengenal lebih dalam akan berbagai keindahan termasuk wisata Boyolali. Kamu juga bakal menyaksikan berbagai lukisan yang menggugah imajinasi.

Baca juga:  Tiket Masuk Pantai Goa Cemara Bantul

Selain itu, di obyek ini juga menyimpan gamelan yang mana dapat memberikan edukasi akan alat musik tradisional Jawa dan wajib diketahui oleh orang Jawa.

Tiket masuk Museum Boyolali

Kira-kira berapa ya harga tiket masuk Museum R Hamong Wardoyo Boyolali? Nah ternyata tidak ada tarif yang diberlakukan untuk memasuki wisata edukasi ini alias gratis. Pengunjung hanya diharuskan untuk mengisi buku tamu tanpa perlu mengeluarkan barang satu rupiah pun.

  • HTM: Gratis

Kamu bisa parkir di areal dekat dengan pos penjaga. dengan demikian, kendaraan akan lebih aman .

Lokasi Museum Boyolali

Tenang! soal lokasi sangat mudah dijangkau. Pasalnya saksi sejarah ini berada di areal kota dimana searah dengan Lembu Suro jika dari arah Solo atau Kartasura. Lokasinya berada di Jalan Pandanaran No 19 Siswodipuran yang mana letaknya berada di pertigaan jika lurus arah Alun-alun Selatan (kompleks perkantoran terpadu) dan jika ke kanan arah lokasi Miniatur Candi Borobudur Boyolali, dimana pertigaan tersebut berada setelah PoM Bensin Tegalwire.

  • Alamat: Jl. Pandanaran No.19, Tegalmulyo, Siswodipuran, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
Baca juga:  Junkyard Autopark Borobudur, Wisata Barang Bekas Bisa Sebagus Ini di Magelang

Jika dari arah Semarang atau Salatiga, kamu bisa langsung menuju ke Boyolali, dimana secara otomatis akan melewati Taman Kali Gede, Simpang Lima, dan Susu Tumpah jika via kota. Maka lokasinya berada di pertigaan selepas lampu merah (jika kanan ke arah kompleks perkantoran).

Museum Boyolali
instagram.com/dolanboyolali

Tak disangka bukan, Boyolali juga punya museum sekeren ini. Museum R Hamong Wardoyo menjadi saksi bisu namun modern yang memberikan wawasan mendalam akan siapa sebenarnya Boyolali. Dengan demikian, kamu bisa cerita banyak tentang Boyolali dan tentunya agar anak cucu kita nanti dapat mengerti betul sejarah akan salah satu Kab. di eks Karesidenan Surakarta ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *