Peken Pinggul Melikan menjadi salah destinasi wisata kuliner di Klaten yang gak boleh kamu lewatkan. Meski konsep serupa sudah banyak bertebaran di tanah air, namun bagi masyarakat Klaten gak perlu lagi dech jauh-jauh ke luar kabupaten jika ingin menjajal wisata tradisional seperti ini.
Pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai jenis kuliner jaman old. Ada banyak sekali pilihan yang ditawarkan yang mana semakin menggugah akan kenangan tempo dulu. Bahkan tak hanya itu saja, di wisata berkonsep pasar ini pun juga menjajakan sembako hingga berbagai produk kerajinan juga lho.
Ada menu jajanan kuliner seperti cenil, tiwul, sawut, klepon, dan lain – lain. Ada pula aneka minuman seperti dawet, teh, es doger, dan lain sebagainya.
Asal nama Peken Pinggul
Bagi masyarakat Jawa mungkin sudah tidak asing akan istilah “peken” namun beda cerita bagi mereka yang bahasa pertamanya bukan bahasa Jawa atau tidak ngerti bahasa Jawa. Kata “peken” memiliki arti pasar, ya karena memang ini wisata pasar. Lalu kata “pinggul” bukan bermakna pinggulnya manusia, melainkan akronim dari dua kata yaitu “pinggir” dan “tanggul”.
Kenapa demikian? Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena memang lokasi ini pasar ini berada di pinggir tanggul sungai di Desa Melikan. Berdasarkan latar belakang historis ini lah akhirnya “pinggir” dan “tanggul” digabung menjadi “pinggul”. Apabila diartikan secara menyeluruh maka “peken pinggul” berarti adalah pasar yang berada di tepi tanggul sungai.
Ada apa di Pasar Pinggul
Secara garis besar pasti kita akan pasar ini ya tempatnya orang jajan. Namun ternyata lebih dari itu, lho selin bisa bisa mencicipi makanan tradisional dan perabotan di obyek ini ternyata ada agenda olah raga hingga hiburan. Makin meriah bukan. Nah berikut lengkapnya.
- Jajanan jaman mbiyen
- Sembako murah
- Senam bareng
- Akustik “limbuk nubruk“
Tak hanya itu saja, di tempat ini pun juga ada berbagai permainan tradisional anak-anak yang mana sekarang ini sudah sangat jarang ditemukan.
Keunikan peken Pinggul
Yang unik dari wisata kuliner di Klaten ada banyak ya. Saat pertama datang ke pasar ini, pengunjung akan disuguhkan dengan dekorasi yang unik. Sejumlah kukusan (alat untuk menanak nasi tempo dulu) bererbangan di areal pasar. Ada pula panggung di sudut pasar lengkap dengan dekorasinya. Lebih dari itu, ternyata rupiah kamu gak bakal laku disini. Hal ini karena uang kamu harus ditukarkan dulu dengan alat tukar sah di pasar ini seperti halnya di Pasar Lembah Merapi Magelang.
Alat tukar yang digunakan berbentuk seperti koin. Koin kreweng (cetakan dari tanah liat) tersebut tercetak tulisan “Peken Pinggul Melikan”. Setelah kamu menukarkan uang dengan alat pembayaran tersebut, kamu bisa berbelanja sepuasnya disana.
Lokasi Peken Pinggul Melikan
Pasar Pinggul berada di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Pasar ini terletak di sebelah selatan Rowo Jombor. Dengan demikian, kamu yang sengaja kesini bisa sekaligus mengunjungi obyek wisata di Bayat seperti Cemoro Sewu, Bukit Sidoguro, Watu Sepur, Puncak Arjuna, Taman Kebon Sri, Joglo Tumiyono, Batu Putih Gajah Rejo, Bukit Cinta, dan lain-lain.
- Alamat: Desa Melikan, Kec. Wedi, Kab. Klaten, Jawa Tengah
Jam buka pasar
Wisata kuliner di Wedi ini tidak buka setiap hari, melainkan hanya buka pada hari tertentu saja. Pasar ini buka setiap Minggu Legi. Dimana penjadwalan seperti ini juga diterapkan di wisata pasar sejenis seperti Pasar Pring Sambeng Purworejo. Pasar Panggok Slarang Cilacap, Pasar Selo Sejiwo Sukoharjo, dan lain sebagainya.
- Buka: Setiap Minggu Legi
Nah buat kamu yang mau mencicipi makanan tradisional di Klaten, kayaknya kamu wajib banget datang ke Peken Pinggul Melikan ini. Aneka suguhan tempo doeloe akan memanjakan lidah lawas kamu. Apalagi lokasi juga tak begitu jauh dari Rowo Jombor dan obyek lainya di Bayat “bisa sekalian berwisata kan”